Kamis, 12 September 2013

Dasar dasar Perencanaan




A.   Perencanaan (Planning), Manajemen dan Administrasi
Manajemen adalah suatu proses/kegiatan/usaha pencapaian tujuan tertentu melalui kerjasama dengan orang lain. Dan dapat pula dikatakan bahwa manajemen merupakan inti daripada administrasi, karena memang manajemen merupakan alat pelaksana utama daripada administrasi. Dengan perkataan lain dikatakan bahwa administrasi dan manajemen tidak dapat dipisahkan hanya kegiatan-kegiatannya yang dapat dibedakan.
Administrasi berasal dari bahasa Latin : Ad = intensif dan ministrare = melayani, membantu, memenuhi. Administrasi merujuk pada kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan di dalam mencapai suatu tujuan.
Perencanaan dapat didefmisikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan Yang telah ditentukan.
Dari pengertian tersebut menunjukan bahwa perencanaan merupakan fungsi administrasi dan manajemen yang pertama. Alasannya ialah bahwa tanpa adanya rencana, maka tidak ada dasar untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka usaha pencapaian tujuan. Perencanaan menjadi fungsi pertama karena ia merupakan dasar dan titik tolak dari kegiatan pelaksanaan selanjutnya.
B.   Konsep Dasar Perencanaan
1.      Pengertian Perencanaan
Perencanaan ialah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu priode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan. Beberapa ahli memberikan pengertian perencanaan.  Menurut Bintoro Tjokroaminoto, perencanaan ialah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistimatis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Siagian memberikan pengertian perencanaan  sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang menyangkut hal-hal yang akan dikerjakan di masa datang dalam rangka mencapai tujan yang telah ditentukan sebelumnya.
Sedangkan Handoko berpendapat perencanaan meliputi :
1.      pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi 
2.      penentuan strategi, kebijakan, proyek, program, prosedur, metode, system, anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Perencanaan pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan atas sejumlah alternatif (pilihan) mengenai sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang guna mencapai tujuan yang dikehendaki serta pemantauan dan penilaiannya atas hasil pelaksanaannya, yang dilakukan secara sistimatis dan berkesinambungan.
Proses ialah hubungan tiga kegiatan yang berurutan, yaitu menilai situasi dan kondisi saat ini, merumuskan dan menciptakan situasi dan kondisi yang diinginkan (yang akan datang), dan menentukan apa saja yang diperlukan untuk mencapai keadaan yang diinginkan.
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang disebut perencanaan ialah kegiatan yang akan dilakukan dimasa yang akan datang untuk mencapai tujuan. Dari definisi ini perencanaan mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1). Sejumlah kegiatan yang ditetapkan sebelumnya.
2). Adanya proses
3). Hasil yang ingin dicapai
4). Menyangkut masa depan dalam waktu tertentu.
2. Tahap-tahap Perencanaan
Aspek terpenting dalam perencanaan termasuk perencanaan pendidikan adalah pembuatan keputusan. (decision making). Keputusan-keputusan harus dibuat pada setiap bagian proses perencanaan, dimana setiap kegiatan perencanaan harus melalui
a. Menentukan tujuan
Dengan adanya tujuan  yang jelas dan terarah dari suatu lembaga  atau organisasi, maka sumber daya yang akan  dipergunakan menjadi  efektif dan  efisien.
b. Merumuskan keadaan sekarang
Oleh karena tujuan dan perencanaan menyangkut waktu mendatang, para pengambil keputusan harus memahami lebih dahulu posisi lembaga atau organisasi pada saat ini. Untuk itu dilakukan pengumpulan data dan informasi  yang dipakai sebagai dasar proyeksi ke depan.
c. Mengidentifikasi kemudahan dan hambatan
Pada tahap ini perlu diidentifikasi semua kekuatan dan semua kelemahan yang ada di lembaga atau organisasi, ini sebagai ukuran atas kemampuan lembaga atau organisasi dalam mencapai tujuan. Sebagai kemudahan dan hambatan yang berasal dari dalam sendiri maupun dari luar lembaga, hal ini dilaukan agar pada suatu saat bila ada hambatan akan mudah di atasi.
d. Mengembangkan serangkaian kegiatan
Pada tahap ini merupakan tahap terakhir dalam perencanaan, karena itu langkah yang perlu dilakukan adalah;
  1. Menyusun berbagai alternatif tindakan yang bisa diambil untuk  mencpai tujuan.
  2. Alternatif tersebut dinilai dan dibandingkan
  3. Setelah itu dipilih salah satu alternatif yang terbaik.
3. Tujuan Perencanaan
Tujuannnya adalah  memberikan pengertian dasar untuk arah dari seluruh kegiatan lembaga atau organisasi. Tujuan terdiri dari:
a. Maksud  (purpose)
Maksud (purpose) disini artinya apa yang menjadi maksud/peranan. Apa yang utama diharapkan di dalam suatu organisasi.
b. Misi (mission)
Untuk  kata misi disini artinya suatu arah umum yang merupakan cirikhas suatu organisasi dimana tujuan suatu lembaga dalam hal ini pendidikan yang memproduksi sdm. Misalnya fkip unib misinya adalah mewujudkan lembaga pendidikan dan keguruan  yang unggul dan mampu menghasilkan pendidik dan pengelola satuan pendidikan yang kompeten, berkepribadian dan  profesional dalam bidangnya.
c. Sasaran (objectives)
Sasaran artinya target-target yang harus dicapai dalam misi yang dilaksanakan.
d. Strategi
Strategi adalah program umum untuk mencapai sasaran organisasi dalam ranka melaksanakan misi. Dengan melakukan strategi akan menentukan suatu arah yang terpadu dari seluruh sasaran organisasi dan menjadi petunjuk dalam penggunaan sumber-sumber organisasi yang dipakai untuk mencapai sasaran.
Pada dasarnya tujuan perencanaan adalah untuk melihat apakah semua program yang telah disusun dapat dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan lain pencapaian tujuan-tujuan diwaktu yang akan datang, yaitu meningkatkan pembuatan keputusan yang lebih baik. Atas dasar ini pula maka tujuan perencanaan adalah :
  1. Dapat membantu para manajer menyeleksi  alternatif-alteratif tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, program dan prosedur.
  2. Sebagai suatu landasan untuk mengendalikan, atau alat kontrol.
  3. Memberikan gambaran yang lengkap dan jelas mengenai seluruh pekerjaan.
  4. Sebagai alat untuk membantu penggunaan alat pengukuran hasil kerja.
  5. Merupakan pekerjaan membuat hal-hal terjadi sebagaimana dikehendaki.
  6. Perencanaan pada dasarnya adalah proses pemikiran, penentuan tindakan-tindakan secara sadar berdasarkan keputusan-keputusan menyangkut tujuan, fakta dan ramalan-ramalan.
  7. Seluruh kegiatan dalam organisasi dilakukan secara teratur dan bertujuan.
  8. Dengan perencanaan dapat memperkecil resiko yang dihadapi pada masa yang akan atang.
  9. Dengan perencanaan membuat semua tindakan menjadi ekonomis karena semua potensi yang dimiliki terarah dengan baik pada tujuan.
  10. Perencanaan pada asasnya adalah memilih dan persoalan dan timbul bilamana alternatif cara bertindak ditemukan.
4. Bentuk perencanaan
a. Program, yaitu suatu rencana sekali pakai yang meliputi sejumlah beasar kegiatan, perenciannya, tahap-tahap dalam menyelsaikan suatu pekerjaan secara berurutan. Isi dari   suatu program yaitu:
  1. Langkah-langkah pokok yang diperlukan untuk mencapai sasaran.
  2. Gambaran unit lembaga atau organisasi yang melaksanakan masing-masing langkah
  3. Urutan dan waktu dari setiap langkah
b. Standar, ukuran yang ditetapkan sebagai alat ukur terhadap hasil yang dicapai. Standar ini berupa mutu atau jumlah atau ke dua-duanya.
c. Anggaran atau budgeting, perencanaan dalam bidang anggaran yaitu rencana penggunaan sumber-sumber keuangan guna pelaksanaan kegiatan.
d. Metode yaitu cara tertentu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
e. Prosedur, yaitu suatu rangkaian tata kerja atau tata cara kerjasama dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Didalamnya terdapat instruksi yang diperinci dalam melaksanakan kegiatan secara teratur, ditentukan urutan-urutan kegiatan yang harus dilalui seseorang manajer puncak sampai manajer bawah.
f. Jadwal/waktu, yaitu skedul yang menitik beratkan dalam penggunaan waktu, menetapkan batas waktu dalam menyelesaikan tiap-tiap langkah tindakan. Dalam perencanaan diproyeksikan mengenai keadaan yang akan datang agar dapat ditentukan  masalah dan kesempatan apa yang akan dijumpai lembaga.
Faktor waktu mempunyai pengaruh besar pada setiap perencanaan. Hal ini mencakup tiga hal, karena:
  1. Waktu diperlukan untuk pelaksnaan perencanaan efektif.
  2. Waktu diperlukan untuk melanjutkan langkah perencanaan, dengan waktu akan didapat data dan memperhitungkan semua kemungkinan.
  3. Jumlah (rentangan) waktu yang tercakup dalam perencanaan harus dipertimbangkan.

C.   Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan
Dalam usaha kita mempelajari perencanaan pendidikan, titik tolak kesepakatan merupakan hal yang amat penting. Dengan demikian kita tidak akan mempunyai penafsiran yang berbeda-beda tentang makna perencanaan pendidikan itu.
Dilihat dari terminologinya perencanaan pendidikan terdiri dari dua kata yaitu: Perencanaan dan Pendidikan. Perencanaan berasal dari kata rencana, yaitu suatu proyeksi tentang apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang valid (sahih) dan bernilai.
Menurut Yusuf Enoch Perencanaan Pendidikan, adalah suatu proses yang yang mempersiapkan seperangkat alternative keputusan bagi kegiatan masa depan yang diarahkan kepadanpencapaian tujuan dengan usaha yang optimal dan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang ekonomi, sosial budaya serta menyeluruh suatu Negara. Kaufman (1972) mendefinisikan perencanaan sebagai suatu proses untuk menetapkan “ke mana harus pergi” dan mengidentifikasikan prasyarat untuk sampai ke “tempat” itu dengan cara yang paling efektif dan efisien. Perencanaan merupakan spesifikasi dari tujuan yang ingin dicapai dan cara-cara yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut. Pengertian ini mengandung 6 pokok pikiran sebagai berikut:
1. Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yang dinginkan
2. Keadaan masa depan yang diinginkan itu selanjutnya dibandingkan dengan keadaan sekarang, sehinga dapat dilihat kesejangannya.
3. Untuk menutup kesenjangan itu perlu dilakukan suatu usaha-usaha.
4. Usaha yang dilakukan untuk menutup kesenjangan itu beraneka ragam dan merupakan alternatif yang mungkin ditempuh.
5. Pilihan alternatif yang paling baik, dalam arti mempunyai nilai efektifitas dan efisiensi yang paling tinggi, dan perlu dilakukan.
Perencanaan pendidikan adalah suatu proses untuk menetapkan tujuan, menyediakan fasilitas serta lingkungan tertentu, mengidentifikasi prasyarat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, serta menetapkan cara yang efektif dan efisien dalam usaha membentuk manusia agar memiliki kompetensi sosial dan individual secara maksimal. Secara sederhana dikemukakan oleh coombs (1970) sebagai aplikasi analsis rasional dan sistematik dalam proses pengembangan pendidikan yang bertujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pendidikan dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan pendidikan baik tujuan yang berhubungan dengan anak didik maupun masyarakat.
Pentingnya Perencanaan Pendidikan
Dalam keseluruhan proses pendidikan, perencanaan pendidikan merupakan langkah utama yang sangat penting. Karena perencanaan pendidikan dimaksudkan untuk mengarahkan dana dan tenaga yang terbatas, sehingga dapat menyumbang tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara maksimal. Pentingnya perencanaan pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut, perencanaan pendidikan:
1. Merupakan usaha untuk menetapkan atau memformulasikan tujuan yang dipilih. Oleh karena itu perencanaan dapat memberikan arah usaha pendidikan dengan jelas.
2. Memungkinkan kita dapat mengetahui sampai dimana tujuan pendidikan yang ditetapkan telah dicapai.
3. Memudahkan kita untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbul dalam usaha mencapai tujuan pendidikan.
4. Memungkinkan kita untuk menghindari pertumbuhan dan perkembangan suatu usaha yang tak terkontrol, misalnya dalam mengembangkan kurikulum, kita mempunyai kecenderungan untuk selalu menambah jumlah dan jenis matakuliah dari yang sudah ada.

D.    Analisis Posisi Perencanaan Pendidikan
Perencanaan pendidikan pada dasarnya berpusat pada tiga komponen utama, yaitu:
1. Dengan perencanaan itu ditunjukkan tujuan (visi, misi, dan sasaran) apakah yang harus dicapai?
2. Bagaimana perencanaan itu dimulai?
3. Bagaimanakah cara mencapai tujuan (visi, misi, dan sasaran) yang harus dicapai itu?
Pertanyaan pertama, mempersoalkan tujuan yang merupakan titik usaha yang harus dicapai. Tujuan adalah arah yang mempersatukan kegiatan pembangunan, tanpa tujuan kegiatan pembangunan pendidikan akan tidak terarah dan tidak terkendalikan. Tujuan merupakan cita-cita (harapan) atau visi atau misi atau sasaran dan merupakan hal yang absolut dan tidak dapat ditawar.
Pertanyaan kedua, mempersoalkan titik berangkat pembangunan sebab pembangunan harus dimulai dari titik berangkat yang pasti dalam arti tidak dimulai dari nol sama sekali tapi dimulai dari tingkat yang telah dicapai selama ini. Titik berangkat haruslah ditentukan berdasarkan evaluasi atau kajian terhadap apa yang telah diperbuat bukan apa yang harus diperbuat.
Pertanyaan ketiga, merupakan alternatif cara atu upaya untuk mencapai tujuan dari titik berangkat yang telah ditentukan itu. Upaya ini dapat saja berbentuk pendekatan, kebijakan atau bahkan strategi yang kemungkinannya amat banyak tergantung kepada kemampuan untuk memilih mana yang paling tepat dan efetif untuk mencapai tujuan tersebut.
Pola dasar di atas pada kenyataannya tidak sederhana karena pendidikan itu sendiri amatlah kompleks. Pengembangan pola dasar ini hanyalah merupakan modal yang dapat dipergunakan oleh planners sebagai salah satu pola pikir yang meletakkan perencanaan secara tepat pada posisi dan fungsi yang diinginkan.
E.   Mekanisme Perencanaan Pendidikan
Mekanisme pendidikan adalah cara kerja atau totalitas alur kerja yang ditempuh dalam pelaksanaan suatu pendidikan dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut. Mekanisme pendidikan bisa mencakup suatu proses, metode, teknik,atau sistem bagaimana untuk mencapai tujuan dari pendidikan itu. Sehingga di dalam suatu proses pendidikan bisa diatur dan diajalankan sesuai perencanaan yang telah diatur oleh manajemen. 
Agar tujuan dari perencanaan pendidikan bisa dicapai dengan hasil yang maksimal dan optimal, maka para perencana pendidikan diharuskan untuk lebih bisa memahami proses dan mekanisme perencanaan dalam konteks yang lebih komprehensif. Adapun proses perencanaan pendidikan yang mengembangkan pendekatan komprehensif , mencakup aspek-aspek: mendefinisikan permasalahan perencanaan pendidikan, analisis bidang telaahan permasalahan perencanaan, mengkonsepsikan dan merancang rencana, mengevaluasi rencana-rencana, menspesifikasikan rencana (Speciying The Plan), mengimplementasikan rencana (Implementing The Plan), memantau pelaksanaan rencana dan umpan balik bagi perencanaan.
DAFTAR PUSTAKA :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar