A.
PENGERTIAN
KOMUNIKASI
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris
“communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa
Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Dalam kata
communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu
usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Jadi,
komunikasi ialah proses penyampaian atau penerimaan pesan dari satu orang kepada orang lain, baik
langsung maupun tidak langsung, secara tertulis, lisan maupun bahasa nonverbal.
Orang yang melakukan komunikasi disebut komunikator. Orang yang diajak
berkomunikasi disebut komunikan. Orang yang mampu berkomunikasi disebut
komunikatif. Orang yang komunikatif ialah orang yang mampu menyampaikan
informasi atau pesan kepada orang lain, baik langsung maupun tidak langsung,
secara tertulis, lisan, maupun bahasa nonverbal sehingga orang lain dapat
menerima informasi (pesan) sesuai dengan harapan si pemberi informasi (pesan).
Begitupun sebaliknya, ia mampu menerima informasi atau pesan orang lain yang
disampaikan kepadanya, baik langsung maupun tidak langsung, secara tertulis,
lisan, maupun bahasa nonverbal.
Komunikasi itu penting, semua orang tahu, karena ini
merupakan basic instinct dari setiap makhluk hidup. Setiap makhluk punya cara
komunikasi masing-masing, setiap manusia pun tak lepas dari cara dia melakukan
komunikasi. Kita tak bisa membeda-bedakan bahasa, suku, adat, kebiasaan,
tradisi maupun agama karena pada dasarnya kita saling berkomunikasi.
Menyampaikan pesan itu asal dilakukan dengan baik dan benar, serta dalam
keadaan saling terbuka, fikiran jernih tanpa sentimen dan perasaan negatif,
pasti maksud yang ingin disampaikan dapat diterima.
PENGERTIAN MENURUT PARA AHLI
Oleh
Harold D. Lasswell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan
komunikasi ialah menjawab pertanyaan “siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan,
melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya”.
Steven
memberikan definisi bahwa komunikasi terjadi kapan saja suatu organisme memberi
reaksi terhadap suatu obyek atau stimuli. Apakah itu berasal dari seseorang
atau lingkungan sekitarnya. Misalnya seseorang berlindung pada sesuatu tempat
karena suatu badai, atau kedipan mata sebagai reaksi terhadap sinar lampu, juga
adalah peristiwa komunikasi.
Oleh
sekelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada sutdi komunikasi
antarmanusia (human communication) bahwa Komunikasi adalah suatu
transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya
dengan :
- membangun hubungan antar sesama manusia
- melalui pertukaran informasi
- untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain
- serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku. (Book, 1980)
Everett
M. Rogers (1986) seorang pakar Sosiologi Pedesaan Amerika yang telah banyak
memberi perhatian pada studi riset komunikasi, khususnya dalam hal penyebaran
inovasi membuat definisi bahwa, Komunikasi adalah proses dimana suatu ide
dialihkan dari sumber kepada sat penerima atau lebih, dengan maksud untuk
mengubah tingkah laku mereka. Sebelumnya Everett M. Rogers dengan D. Lawrence
Kincaid (1981) juga telah memberikan definisi, bahwa komunikasi adalah suatu
proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran
informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiab pada saling
pengertian yang mendalam.
Shanon
dan Weaver (1949) juga memberi gambran lain bahwa komunikasi adalah bentuk
interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja
tau tidak disengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa
verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan tekhnologi.
B.
TUJUAN
DAN MANFAAT KOMUNIKASI
Tujuan
dan manfaat komunikasi adalah sebagai sarana untuk:
1) Meningkatkan
kemampuan manajerial dan hubungan sosial
2) Menyampaikan
dan menerima informasi
3) Menyampaikan
dan menjawab pertanyaan
4) Mengubah
perilaku (pola pikir, perasaan, dan tindakan) melalui perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan
5)
Mengubah perilaku dan keadaan sosial
C. PROSES KOMUNIKASI
Proses komunikasi adalah
bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat
menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan
komunikatornya. Proses komunikasi ini
bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi, banyak
melalui perkembangan.
Gambaran tentang proses komunikasi
umumnya merujuk pada teori komunikasi yang dikemukakan Harod D. Lasswell. Menurut ilmuwan politik dan ahli komunikasi asal
Amerika Serikat ini, komunikasi adalah tentang “Siapa (mengatakan) Apa (kepada)
Siapa (dalam) Saluran Apa (dengan) Pengaruh Apa”.
Who (says)
What (to) Whom (in) What Channel (with) What Effect
Dalam rumusan definisi komunikasi
tersebut, tampak jelas unsur-unsur komunikasi yang terlibat dalam proses
komunikasi, yaitu:
- Who = Siapa = Komunikator
- What = Apa = Pesan (Message)
- Whom = Kepada Siapa = Komunikan = Objek Komunikasi = Sasaran
- What Channel = Saluran Apa = Media
- What Effect = Pengaruh = Dampak = FeedBack = Umpan Balik
Dalam perspektif komunikasi praktis,
unsur terpenting dalam proses komunikasi tersebut adalah pesan (what/message).
Karena adanya pesanlah sebuah proses komunikasi dapat berlangsung dan
terjadinya komunikasi.
Proses komunikasi dapat
terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada
penyampaian pesan untuk
mewujudkan motif komunikasi.
- Penginterpretasian.
- Penyandian.
- Pengiriman.
- Perjalanan.
- Penerimaan.
- Penyandian balik.
- Penginterpretasian.
· Penginterprestasian
Hal yang diinterpretasikan adalah
motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator. Artinya, proses komunikasi tahap
pertama bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator berhasil
menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut interpreting.
Tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil
diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam
lambang komunikasi. Tahap ini disebut encoding, akal budi manusia berfungsi
sebagai encorder, alat
penyandi: merubah pesan abstrak menjadi konkret.
Proses ini terjadi ketika komunikator melakukan
tindakan komunikasi, mengirim lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat pengirim pesan.
Tahapan ini terjadi
antara komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.
· Penerimaan
Tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak
lambang komunikasi diterima melalui peralatan yang berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya berhasil
menguraikannya (decoding).
- Perspektif psikologis.
- Perspektif mekanis.
Perspektif ini merupakan tahapan komunikator pada proses encoding, kemudian hasil encoding
ditransmisikan kepada komunikan sehingga
terjadi komunikasi interpersonal.
Ø Perspektif Mekanis
Perspektif ini merupakan tahapan disaat komunikator mentransfer
pesan dengan bahasa verbal/non verbal.
Komunikasi ini
dibedakan :
- Proses komunikasi primer.
- Proses komunikasi sekunder.
- Proses komunikasi linier.
- Proses komunikasi sirkular.
Proses komunikasi primer
adalah penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan menggunakan
lambang sebagai media.
- Komunikasi bersifat dinamis.
- Tahapan proses komunikasi bermanfaat untuk analisis.
- Proses komunikasi dapat terhenti setiap saat.
- Pesan komunikasi tidak harus diterima.
- Tindak komunikasi merupakan indikasi komunikasi.
D. BENTUK KOMUNIKASI
- Komunikasi Intra personal
Komunikasi
Intrapibadi, secara harfiah dapat diartikan sebagai komunikasi dengan diri
sendiri. Hal ini menyangkut proses disaat diri (self) menerima stimuli dari
lingkungan untuk kemudian melakukan proses internalisasi. Hal ini sering
dijelaskan dengan proses ketika seseorang melakukan proses persepsi, yaitu
proses ketika seseorang mengintrepretasikan dan memberikan makna pada stimuli
atau objek yang diterima panca inderanya.
- Komunikasi Interpersonal
Secara umum
komunikasi antar pribadi (KAP) dapat diartikan sebagai proses
pertukaran makna orang-orang
yang saling berkomunikasi.
Pertama, K.A.P dimulai dengan diri pribadi (self). Berbagai persepsi komunikasi
yang menyangkut pengamatan dan pemahaman berangkat dari diri sendiri.
Kedua, KAP bersifat transaksional, hal ini mengacu pada tindakan pihak-pihak
yang berkomunikasi secara serempak mengirim dan menerima pesan.
Ketiga, KAP, mencangkup isi pesan dan hubungan yang bersifat pribadi (intimacy).
Maksudnya, KAP tidak hanya sekedar berkenaan dengan isi pesan, tapi juga
menyangkut siapa partner kita dalam berkomunikasi.
Keempat, KAP mensyaratkan adanya kedekatan
fisik antar pihak-pihak yang berkomunikasi.
Kelima, partisipan dalam KAP terlibat secara interdependent atau saling
bergantung satu dengan lainnya.
Keenam, Komunikasi tidak dapat diubah atau diulang, jika kita sudah salah
mengucapkan sesuatu kepada lawan bicara kita, mungkin kita bisa minta maaf,
tetapi tidak berarti menghapus apa yang pernah kita ucapkan.
- Komunikasi Kelompok
Secara umum
komunikasi kelompok dapat diartikan sebagai interaksi tatap
muka dari tiga atau lebih
individu guna memperoleh maksud dan tujuan yang
dikehendaki. Seperti berbagi
informasi, pemeliharaan diri
(self maintenance) atau pemecahan masalah, sehingga menumbuhkan karakteristik
pribadi masing-masing anggotanya.
Pertama, Tatap muka, mengandung makna bahwa dalam komunikasi kelompok setiap anggotanya
harus dapat melihat dan mendengan anggota lainnya.
Kedua, Jumlah partisipan dalam komunikasi kelompok berkisar tiga orang atau
lebih.
Ketiga, Maksud dan tujuan dari komunikasi kelompok adalah untuk berbagi
informasi, dan pemeliharaan diri (self maintenance). Jika tujuan komunikasi
kelompok adalah berbagi informasi, maka komunikasi yang dilakukan adalah
dimaksudkan untuk menanamkan pengetahuan. Jika tujuannya untuk pemeliharaan
diri biasanya komunikasinya dituyjuan sebagai pemuasan kebutuhan pribadi
anggota-anggotanya.
Keempat, Kemampuan anggota untuk menumbuhkan karakteristik personal anggota
lainnya. Maksudnya adalah secara tidak langsung masing-masing anggota
berhubungan tidak saja dalam konteks kelompok, tetapi juga melibatkan sentuan antar
pribadi.
- Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi secara sederhana dapat didefinisikan sebagai komunikasi antar manusia (human
communication) yang terjadi dalam
konteks organisasi. Dari pengertian tersebut, maka kita dapat memahami bahwasannya komunikasi organisasi adalah
proses komunikasi yang berlangsung secara formal maupun non formal dalam sebuah
system yang disebut organisasi. Yang bentuknya bias
diidentifikasikan
dalam :
a. Downward Communication
Komunikasi
ke bawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan
berotoritas lebih tinggi kepada yang berotoritas lebih rendah. Informasi yang
dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan, antara lain :
1) Informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan
2) Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan
pekerjaan
3) Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik
organisasi
4) Informasi mengenai kinerja pegawai
5) Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas
b. Upward Communication
Komunikasi keatas merupakan suatu kondisi yang mungkin lebih
penting dari downward
communication. Saluran upward
communication membawa data
dari pelanggan mengenai produksi barang dan pelayanan, dan segala kebutuhan
yang diperlukan untuk operasi organisasi dari hari ke hari. Keterangan ini dapat digunakan bila
orang-orang yang berada di level atas di suatu organisasi adalah orang-orang
yang memiliki keterampilan mendengar, mengumpulkan feedback dan dapat
dipercaya. Bila tidak ada komitmen untuk melakukan pendekatan-pendekatan
seperti ini maka akan terjadi ”culture of silence” atau budaya diam
dan atau ”culture of silos” yang mungkin berlaku, yang akan membawa
konsekuensi dampak yang serius untuk organisasi- dengan tanpa peringatan awal
untuk menanggulangi bencana, ini mungkin akan membawa krisis yang besar. Dalam
beberapa situasi, tidak ada berita merupakan berita yang sangat buruk, dan
berita buruk adalah tiada berita; staff pada level bawah akan segan untuk
memberikan berita buruk, yang mungkin vital bagi kehidupan organisasi, bila
tidak didengar, lebih parahnya dapat memancing kritik- sebuah budaya ”shoot the messenger” .
Upward communication dapat pula menjadi sumber subur ide-ide baru
dan penyelesaian masalah yang kreatif, terutama karena orang-orang di bagian
bawah hirarki dekat dengan masalah-masalah spesifik dan dapat lebih waspada
kepada solusi praktis daripada orang-orang yang berada di puncak hirarki. Komunikasi
keatas membawa informasi dari tingkat bawah ke
tingkat atas organisasi. Informasi itu mungkin concern pada aktivitas lingkungan
luar atau internal pada tingkat bawah organisasi.
Para pimpinan organisasi menerima feedback tentang
efektifitas keputusan yang telah diambilnya. Anggota tingkat bawah mempunyai
kesempatan untuk menginformasikan dan mengajukan keluhan, dan memberikan saran
untuk pengembangan. Komunikasi
keatas terjadi jika pesan mengalir dari bawahan ke manajer atau atasan. Para
pegawai harus melaporkan kemajuan mereka dalam penyelesaian tugas-tugas; jika
ada, tugas-tugas apa yang menyebabkan masalah bagi mereka; saran-saran bagi
peningkatan produk atau peningkatan prosedur; dan yang terpenting adalah
perasaan mereka mengenai bagaiaman asegala sesuatu berjalan. Komunikasi keatas
merupaakan hal yang penting- para manajer memerlukan umpan balik yang akurat
mengenai pesan-pesan mereka apakah telah dipahami atau bagaimana
keputusan-keputusan tersebut diterima setelah masalah-masalah apa yang
dikembangkan.
c. Lateral atau Horizontal Communication
Komunikasi lateral atau horisontal terjadi
antar rekan kerja. Anggota tim dan departemen harus berkomunikasi
untuk memperluas hubungan kerja mereka. Karena jalur otoritas tidak
berseberangan, maka komunikasi lateral ini lebih cepat daripada komunikasi ke
atas atau ke bawah secara hirarkis. Komunikasi horisontal terjadi antara
orang-orang yang pada tingkat yang sama atau orang-orang yang pada tingkat yang
berhubungan pada divisi yang berbeda dalam suatu organisasi. Komunikasi
horisontal yang efektif dapat membantu orang-orang untuk mengkoordinasikan
proyek menyelesaikan masalah, memberikan pemeriksaan informasi, memecahkan
konflik-konflik dan membuka jalan bagi terciptanya hubungan-hubungan
bisnis. Seringkali komunikasi
horisontal terhalang karena kecemburuan, hambatan spesialisasi teknis, atau
lokasi yang terpisah dan terlalu banyak arus informasi yang diterima pegawai
untuk memproses data secara tepat. Sebagi contoh, orang-orang pada suatu unit
mungkin merasa bahwa mereka bersaing dengan staf produksi untuk semua jenis
„rembesan“ bonus, informasi, posisi baru, dan sebagainyap dan mungkin berupaya
membatasi jumlah informasi yang dibagikan . oleh karena itu manajer yang
berwawasan luas akan menciptakan suatu lingkungan yang lebih menghargai suatu
bentuk kerjasama daripada persaingan jadi. Mereka berupaaya meningkatkan lingkungan
komunikasi seluruh organisasi. Pengenalan dan penghargaan terhadap suatu
kelompok-suatu tim- pegawai adalah satu cara untuk mendorong rasa jiwa kerja
sama.
5.
Komunikasi Massa
Suatu proses
dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada public secara
luas. Disisi lain komunikasi massa juga diartikan sebagai proses komunikasi
dimana, pesan dari media dicari, digunkan dan dikonsumsi oleh audiens. Dari batasan singkat
tersebut, kita dapat melihat bahwasannya karakteristik utama komunikasi massa
adalah adanya media massa sebagai alat dalam penyebaran pesannya[1].
E.
PRINSIP
KOMUNIKASI
Untuk
dapat memahami hakikat suatu komunikasi perlu diketahui prinsip dari komunikasi
tersebut. Menrut Seiler (1988), ada
empat prinsip dasar dari komunikasi yaitu: suatu proses, suatu sistemik,
interaksi dan transaksi, dimaksudkan atau tidak dimaksudkan.
1.
Komunikasi
adalah Suatu Proses
Komunikasi adalah suatu proses karena merupakan
suatu seri kegiatan yang terus-menerus, yang tidak mempunyai permulaan atau
akhir dan selalu berubah-ubah. Contoh:
seorang pengawas sedang memperhatikan karyawannya mengerjakan sesuatu
pekerjaan. Tiba-tiba pengawas tersebut mengucapkan kata salah, maka karyawan
yang sedang bekerja tersebut menghentikan pekerjaannya dan mungkin bertanya
dimana letak kesalahannya. Atau kalau karyawan tersebut tahu di mana letak
kesalahannya dia dapat langsung memperbaiki pekerjaannya pada saat diawasi
tersebut.
2.
Komunikasi
adalah Sistem
Kurang tepatnya pesan yang dikirimkan akan
mempengaruhi komponen penerima dalam menginterpretasikan isi pesan sehingga si
penerima juga akan salah dalam menginterpretasikannya. Maka dari itu, antara
satu komponen dengan komponen yang lain saling berkaitan dan bila terdapat
gangguan pada satu komponen akan berpengaruh pada proses komunikasi secara
keseluruhan.
3.
Komunikasi
Bersifat Interaksi dan Transaksi
Yang dimaksud istilah interaksi adalah saling bertukar komunikasi. Misalnya, seorang
bicara kepada temannya mengenai sesuatu, kemudian temannya yang mendengar
memberikan reaksi atau komentar terhadap apa yang sedang dibicarakan itu.
Begitu selanjutnya secara teratur.
Banyak dalam percakapan tatap muka kita terlibat
dalam proses pengiriman pesan secara simultan tidak terpisah seperti pada
contoh di atas. Dalam keadaan demikian komunikasi tersebut bersifat transaksi.
4.
Komunikasi
dapat terjadi disengaja maupun tidak disengaja
Komunikasi yang disengaja terjadi apabila pesan yang
mempunyai maksud tertentu dikirimkan kepada penerima yang dimaksudkan. Misalnya, seorang pimpinan bermaksud
mengadakan rapat dengan kepala-kepala bagiannya. Apabila pimpinan tersebut
mengirimkan pesan yang berisi undangan rapat kepada kepala-kepala bagiannya,
maka itu dinamakan komunikasi yang disengaja. Tetapi apabila pesan yang tidak
disengaja dikirimkan atau dimaksudkan untuk orang tertentu untuk menerimanya
maka itu dinamakan komunikan tidak disengaja.[2]
F. HAMBATAN-HAMBATAN KOMUNIKASI
Melakukan komunikasi yang efektif tidaklah mudah. Beberapa
ahli menyatakan bahwa tidak ada proses komunikasi yang sebenar-benarnya
efektif, karena selalu terdapat hambatan. Hambatan komunikasi pada umumnya
mempunyai dua sifat berikut ini :
a)
Hambatan yang bersifat objektif, yaitu hambatan terhadap proses komunikasi yang
tidak disengaja dibuat oleh pihak lain tetapi lebih disebabkan oleh keadaan
yang tidak menguntungkan. Misalnya karena cuaca, kebisingan kalau komunikasi di
tempat ramai, waktu yang tidak tepat, penggunaan media yang keliru, ataupun
karena tidak kesamaan atau tidak “in tune” dari frame of reference dan field of
reference antara komunikator dengan komunikan.
b)
Hambatan yang bersifat subjektif
,
yaitu hambatan yang sengaja di buat orang lain sebagai upaya penentangan,
misalnya pertentangan kepentingan, prasangka, tamak, iri hati, apatisme, dan
mencemoohkan komunikasi.
Sedangkan
kalau diklasifikasikan hambatan komunikasi meliputi :
1.
Gangguan (Noises), terdiri dari :
- Gangguan mekanik (mechanical/channel noise), yaitu gangguan disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik.
- Gangguan semantik (semantic noise), yaitu bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Lebih banyak kekacauan penggunaan bahasa, pengertian suatu istilah atau konsep terdapat perbedaan antara komunikator dengan komunikan.
- Gangguan personal (personnel noise), yaitu bersangkutan dengan kondisi fisik komunikan atau komunikator yang sedang kelelalahan, rasa lapar, atau sedang ngantuk. Juga kondisi psikologis, misalnya tidak ada minat, bosan, dan sebagainya.
2.
Kepentingan (Interest) Interest akan membuat seseorang selektif dalam
menanggapi atau menghayati suatu pesan. Orang akan memperhatikan perangsang
yang ada kaitannya dengan kepentingannya. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi
perhatian kita tetapi juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran, dan
tingkah laku yang akan merupakan sikap reaktif terhadap segala perangsang yang
tidak bersesuaian atau bertentangan dengan suatu kepentingan.
3.
Motivasi Motif atau daya dorong dalam diri seseorang untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya.
Pada umumnya motif seseorang berbeda-beda jenis maupun intensitas dengan yang
lainnya, termasuk intensitas tanggapan seseorang terhadap suatu komunikasi.
Semakin komunikasi sesuai motivasinya semakin besar kemungkinan komunikasi itu
dapat diterima dengan baik oleh pihak komunikan.
4.
Prasangka (Prejudice) Sikap seseorang terhadap sesuatu secara umum selalu
terdapat dua alternatif like and dislike, atau pun simpati dan tidak simpati.
Dalam sikap negatif (dislike juga tidak simpati) termasuk prasangka yang akan
melahirkan curiga dan menentang komunikasi. Dalam prasangka emosi memaksa
seseorang untuk menarik kesimpulan atas dasar stereotif (tanpa menggunakan
pikiran rasional). Emosi sering membutakan pikiran dan pandangan terhadap fakta
yang nyata, tidak akan berpikir secara objektif dan segala yang dilihat selalu
akan dinilai negatif.
5.
Evasi Komunikasi Evasion of communication adalah gejala mencemoohkan dan
mengelakkan suatu komunikasi untuk kemudian mendiskreditkan atau menyesatkan
pesan komunikasi. Menurut E. Cooper dan M. Johada yang dikutip oleh Onong
Uchjana Effendi dalam buku “Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi” menyatakan
beberapa jenis evasi :
- Menyesatkan pengertian (understanding derailed), contoh : Apabila seorang mahasiswa menyerukan pada teman-temannya untuk meningkatkan prestasi belajar dengan jalan rajin masuk kuliah, rajin membaca, dan menghormati dosen. Maka komunikasinya oleh mahasiswa lain mungkin akan diangggap sebagai usaha mencari muka.
- Mencacadkan pesan komunikasi (message made invalid), contoh : Apabila seorang siswa A tidak disenangi oleh siswa B, C, D, dan E. Ketika B melihat A sedang dinasehati guru BP, maka B mengatakan pada C bahwa A sedang dimarahi Guru BP. C mungkin mengatakan pada D bahwa A sedang dimaki-maki Guru BP. Dan D mengatakan pada E bahwa A diskor oleh Guru BP.
- Mengubah kerangka referensi (changing frame of reference), menunjukkan seseorang yang menggapi komunikasi dengan diukur oleh kerangka referensi sendiri, menurut seleranya sendiri tanpa memperhatikan kerangka referensi orang yang akan diberikan pesan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA :
Arni, Muhammad. 2008. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi
Aksara
Mulyana, Deddy. 2010. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.
Bandung: PT Remaja
Usman, Husaini. 2011. Manajemen, Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.